Hari / Tanggal : Senin, 6 November 2017
Capaian Pembelajaran
1
Pengantar Manajemen
Nama : Amin Mahmudi A.S
NIM : 01217053
RISIKO KREDIT
PT KIANI KERTAS
Prabowo dan
'Kebocoran' di PT.Kiani Kertas
Kembali, lebih dari 1000 orang karyawan PT.
Kiani Kertas (Kertas Nusantara) dijadwalkan akan demo di depan kantor pemkab
Berau Kalimantan Timur karena tunggakan gaji yang tidak diterima karyawan
selama lebih dari 5 bulan. Pembayaran ini sudah ditunggak sejak bulan Agustus
tahun lalu, karena kondisi keuangan perusahaan kertas terbesar di Asia tersebut
dalam kondisi kritis. Ada apa dengan PT. Kiani Kertas? Bukankah dulu perusahaan
ini berkibar dan sangat menguntungkan?Mengapa kini dalam kondisi
terengah-engah? Salah kelola seperti apa? Apa ada yang bocor? Menurut Suyadi,
Ketua DPC SBSI Berau Kaltim, sebelum diambil alih oleh Prabowo, kondisi PT.
Kiani sangat sehat. Pabrik berjalan dengan baik, karyawan sejahtera, penduduk
sekitar yang memiliki pohon diuntungkan juga dengan menyuplai ke PT. Kiani
Kertas.Sebelum diambil alih oleh Prabowo, perusahaan itu sangat bermanfaat bagi
masyarakat sekitar dan berhasil meningkatkan taraf perekonomian di Berau.Tetapi
sekarang, walupun mesin-mesin masih baik, suplai kayu sudah ada (dari
masyarakat sekitar yang menanam pohon kayu di HTI), tetapi mengapa justru
produksi dihentikan?Pengambil Alihan PT. Kiani Kertas dari Bob Hassan ke
Prabowo Dulu perusahaan ini merupakan perusahaan milik Bob Hassan. Perusahaan
ini diambil alih oleh BPPN terkait penyelesaian hutang Bank Umum Nasional milik
Bob Hassan senilai Rp 8,9 Trilyun. Berarti dalam hitungannya ketika itu tentu
nilai PT. Kiani Kertas senilai Rp 8,9 Trilyun. Tahun 2002, BPPN menawarkan
kepada perusahaan milik Prabowo Subianto, PT. Voyala, yang kemudian membeli
semua saham PT. Kiani senilai Rp 7,1 Trilyun. Dari nilai tersebut, US$ 230 juta
(sekitar Rp 2,3 Trilyun) merupakan kredit dari Bank Mandiri. Tetapi kemudian
PT. Kiani terjerat dalam kredit macet tidak mampu membayar hutangnya ke Bank
Mandiri.
Pada tahun 2005, Prabowo dipanggil oleh
Kejagung sebagai saksi penyaluran kredit dari Bank Mandiri ke PT. Kiani Kertas,
karena ada temuan dari Kejagung dan BPK terdapat perbuatan melawan hukum dalam
penyaluran kredit Rp 1,89 Trilyun yang berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Tetapi tahun 2011, kasus ini di SP3kan oleh Kejagung. Penyelamat Prabowo dalam
masalah kredit macet PT. Kiani Kertas adalah Hasyim Joyohadikusumo, yang pada
tahun 2007 menyetorkan uang ke Bank Mandiri senilai US$ 50 juta, sehingga PT.
Kiani bisa melakukan restrukturisasi hutang. Pada tahun 2011, PT. Kiani digugat
pailit ke PN Jakpus karena tidak mampu membayar hutang dengan no register
perkara 31/Pailit/2011/PN Niaga Jakpus.
PT.Kiani lolos dari gugatan pailit setelah 89%
atau 120 kreditur dari 143 setuju memberikan perpanjangan masa pembayaran
hutang. Keputusan ini diambil dari rapat pemungutan suara yang diadakan untuk
memutuskan atau menolak proposal perpanjangan hutang oleh perusahaan milik
Prabowo tersebut. Perpanjangan masa pembayaran terhitung mulai 2013, selama 15
tahun untuk kreditur separatis dan 20 tahun untuk kreditur konkuren Data
kurator kepailitan menunjukkan bahwa hutang perusahaan terdiri dari :
1.
Rp 7,94 Trilyun kepada kreditur separatis (kreditur utama atau pemegang jaminan
kebendaan atau asset, prioritas mendapatkan pembayaran penjualatan kepailitan)
2. Rp 5,6 Trilyun kepada kreditur konkuren yang
diakui
3. Rp 734 milyar kepada kreditur konkuren yang
diakui sementara
Yang mengherankan, ternyata Prabowo meminjam
kepada asing. Jadi kreditur separatis senilai Rp 7,94 Trilyun itu adalah JP
Morgan Europe Ltd, Credit Suisse International, Boshendal Investment Ltd,
Langass Offshore Inc. Lah, ini sami mawon donk, dimana letak nasionalismenya?
Tidak semua kreditur menyetujui proposal perpanjangan hutang tersebut. Salah
satunya adalah Allied Ever Investmen Ltd, yang menyatakan bahwa proposal dibuat
sederhana. Padahal hutang yang dibuat oleh PT. Kiani Kertas ini dulu Rp 14,3
Trilyun. Kuasa hukumnya menyatakan: 'Banyak hal yang seharusnya diperiksa dan
dipelajari. Apalagi laporan keuangan mereka juga tidak diaudit.Yang diaudit
baru disampaikan kemarin.'Dana yang dipinjam memang sangat besar
sekali.Nilainya trilyunan rupiah.Jika perusahaan tetap sekarat, cashflow
perusahaan untuk bergerak tidak ada, bukankah penzaliman namanya terhadap
karyawan yang ada beserta masyarakat sekitar yang menumpukan hidupnya dengan
keberadaan perusahaan ini?Kemana larinya hasil produksi dulu yang sempat sangat
baik?Dan kini, perusahaan itu masih berdarah-darah.Apakah Prabowo tidak
berminat menutup kebocoran disini dengan serius pembenahan manajemen di PT.
Kiani Kertas alias Kertas Nusantara ini?
ANALISIS
1.
Mengapa perusahaan berhutang untuk menjalankan bisnis dan operasionalnya?
Perusahaan
terlibat utang untuk keperluan bisnis karena ada pemindah alihan kepemilikan
perusahaan dari Bob Hasan ke PT. Voyala, perusahaan milik Prabowo Subianto yang
membeli seluruh saham PT. Kiani yang senilai Rp 7,1 Trilyun namun dari nilai
tersebut, US$ 230 juta (sekitar Rp 2,3 Trilyun) merupakan kredit dari Bank
Mandiri
2.
Kepada siapa perusahaan berhutang tersebut?
PT.
Kiani menjadi terlibat utang kepada Bank Mandiri, dan kepada beberapa pihak
kreditur lainnya yang berupa kreditur separatis, kreditur konkuren yang diakui,
kreditur konkuren yang diakui sementara, serta kreditur asing seperti JP Morgan
Europe Ltd, Credit Suisse International, Boshendal Investment Ltd, Langass
Offshore Inc.
3.
Bagaimana perusahaan melakukan pembayaran utang tersebut?
Karena
perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajibannya kepada para kreditur unuk
saat ini, maka perusahaan sempat digugat pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, namun perusahaan berhasil lolos dari gugatan tersebut dan mendapat
perpanjangan waktu untuk melunasi kewajibannya dari para kreditur
4.
Apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan?
Risiko
Likuiditas
Perusahaan
memiliki risiko tidak dapat melunasi seluruh utang dan kewajibannya kepada bank
dan sejumlah pihak yang menjadi krediturnya meskipun sudah mendapat
perpanjangan waktu karena perusahaan tidak beroperasi dengan baik.
Risiko
Operasional
Perusahaan
memiliki risiko operasional karena ada perubahan kepemilikan perusahaan yang
secara langsung merubah dan mengganggu sistem operasional serta manajemen
internal perusahaan menjadi tidak berfungsi dengan baik dan menimbulkan masalah
Risiko
Tenaga Kerja
Perusahaan
yang tidak produktif dengan baik seperti sebelumnya menghasilkan risiko kepada
perusahaan tidak bisa membayar gaji para tenaga kerjanya dengan sesuai.
5.
Bagaimana cara agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya tanpa melakukan
kredit atau berhutang?
Karena
sebelum pemindah alihan kepemilikan perusahaan, PT Kiani Kertas sudah dapat
beroperasi dengan baik tanpa terlilit oleh utang, maka dari itu perusahaan
seharusnya bisa tetap mempertahankan sistem manajemen dan operasional mereka
dengan baik agar perusahaan tetap berproduksi dengan lancar dan perusahaan bisa
mendapatkan keuntungan.
Sistem
manajemen internal yang baik, mengurangi pengeluarkan perusahaan yang tidak
penting, memaksimalkan penggunaan asset yang dimiliki perusahaan serta
memanfaatkan sumber daya dari lingkungan sekitar perusahaan untuk kebutuhan
produksi dapat menghemat biaya perusahaan daripada perusahaan harus meminjam
dana kepada kreditur untuk kebutuhan produksi.